Tuesday, February 5, 2008

Tolok Ukur Keberhasilan WOC 2009 di Manado

WOC (World Ocean Conference - Konferensi Kelautan Dunia) akan dilaksanakan pada Mei 2009 di Manado. Pendapat dunia secara absolute mengakui bahwa laut adalah masa depan dunia, dan oleh karena itu laut harus dijaga, dipelihara dan dikelola dengan bertanggung jawab agar dunia kelautan tetap memiliki kemampuan abadi untuk mendukung proses pembangunan yang berkelanjutan. Namun dalam kenyataan sumber daya laut telah mengalami kerusakan yang parah karena telah terjadi penurunan secara kualitatif dan kuantitatif seperti merosotnya luas terumbu karang dan hutan bakau, penangkapan ikan di luar batas yang merusak daya dukung laut, terjadi pencemaran laut yang berasal dari darat dan kegiatan di atas laut yang semuanya merusak eko-sistem laut serta terjadinya global warming dengan segala dampak negatifnya bagi kehidupan manusia. Di sisi lain ada kecenderungan kuat terjadinya masalah geo-politik yang bersumber dari laut sehingga posisi dan nilai strategis laut makin diperhitungkan. Oleh karena itu untuk menjaga kepentingan bersama dan terhindar dari berbagai konflik, masalah kelautan perlu diberi prioritas tinggi untuk dibahas bersama.

Dengan latar belakang itulah WOC akan diadakan di Manado pada Mei 2009. Suatu kehormatan tentu bagi pemerintah daerah dan rakyat Sulawesi Utara menjadi tuan rumah dalam suatu pertemuan Internasional yang sangat strategis dan menentukan bagi masa depan dunia. Pertemuan skala global yang amat strategis yang diracik secara lokal adalah untuk pertama kali diadakan di Sulawesi Utara dimana diharapkan akan dihadiri para kepala negara yang memiliki wilayah laut dan pantai, pakar, peneliti, LSM/NGO, kalangan pers, swasta, dan undangan lainnya. Konferensi kelautan tingkat dunia ini akan merumuskan berbagai keputusan dan kebijakan serta akan menegaskan kembali komitmen bersama secara Internasional dalam pembangunan sumber daya laut yang berkelanjutan demi kemakmuran seluruh umat manusia.

Di samping suatu kehormatan sebagai tuan rumah, maka peristiwa Internasional ini juga merupakan suatu tantangan bagi Pemda dan rakyat Sulut. Artinya bagaimana persiapan dan pelaksanaannya dilakukan dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya sehingga WOC ini berhasil mengangkat nama baik dan mengharumkan nama Sulut dalam kancah pemberitaan Internasional karena para peserta mendapat banyak kesan positif yang mengembirakan dan tak terlupakan sehingga dia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu bagi daerah dan rakyat Sulawesi Utara. Hal ini perlu diingatkan secara gamblang karena Pemda dan rakyat Sulut masih terbatas pengalaman menjadi tuan/nyonya rumah dalam konferensi Internasional apalagi mengingat peserta dari WOC ini diperkirakan berjumlah 3000 orang.

Namun apabila persiapan dan pelaksanaannya berhasil baik, maka hal itu belum menjadi tolok ukur yang lengkap untuk mengatakan bahwa WOC tersebut sukses. Tolok ukur WOC tersebut dinilai sukses paripurna di samping persiapan dan pelaksanaannya berhasil baik, juga harus ada follow-up/tindak lanjut setelah WOC berakhir yang sasarannya terarah bagi peningkatan pembangunan kelautan di Sulawesi Utara yang semuanya bermuara pada pemenuhan kesejahteraan rakyat Sulut secara total dan utuh.




TAHAP PERSIAPAN:

Persiapan penyelenggaraan WOC yang cermat, lengkap dan tepat waktu adalah salah satu faktor utama jaminan keberhasilan WOC. Mengapa aspek persiapan ini harus prima? Ada beberapa alasan yang mendasarinya yaitu:

1. Banyak kepala negara dan atau kepala pemerintahan dan pejabat tinggi lainnya baik dari luar dan dalam negeri yang diharapkan hadir.

2. Jumlah peserta diperkirakan 3000 orang dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai latar belakang profesi yang perlu pemikiran dan aksi terpadu untuk pengaturannya.

3. Masalah yang dibahas menyangkut nasib dunia di masa depan yang bertumpu pada kelautan.


4. Bangsa dan negara khususnya rakyat Sulawesi Utara diharapkan mendapat manfaat yang besar untuk kepentingan pembangunan dan kesejahteraan.


5. Menjadi taruhan nama baik, harkat, martabat, dan kehormatan bangsa dan negara khususnya Pemda dan rakyat Sulawesi Utara.


Bertolak dari alasan tersebut di atas, maka tahap persiapan yang harus dilakukan antara lain mencakup:


1. Pembangunan dan renovasi berbagai prasarana ekonomi dan sosial dengan kuantitas dan kualitas yang memadai yang semuanya menjamin kelancaran, ketertiban, keamanan, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan kenikmatan yang dibutuhkan oleh para peserta WOC termasuk fasilitas khusus bagi pejabat VVIP dan VIP. Tentu pembangunan aspek ini belum akan sama dengan yang tersedia seperti di Bali namun setidak-tidaknya ada jaminan atas aspek-aspek yang disebut di atas.


2. Pembenahan Kota Manado sebagai tuan/nyonya rumah secara menyeluruh dalam arti bukan hanya pembangunan fisik dengan berbagai fasilitasnya, tetapi tak kalah penting juga pembenahan perilaku dari setiap insan warga Kota Manado. Bagaimana menjadikan mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas keberhasilan WOC tersebut. Di sinilah pentingnya sosialisasi bagi rakyat Sulut tentang WOC termasuk manfaatnya bagi mereka. Sosialisasi tersebut harus dilakukan secara intensif, berbobot, kena sasaran, terbuka, dan jujur. Dari sosialisasi tersebut diharapkan warga Kota Manado/Sulut akan menjadi tuan/nyonya rumah yang terhormat, ramah, dan bersahabat, toleransi dan rela mendahulukan kepentingan para peserta WOC. Bila Pemda gagal mempersiapkan perilaku masyarakat seperti tersebut di atas, pasti akan mempengaruhi program menjadikan Manado sebagai kota pariwisata dunia 2010. Bukan tidak mungkin WOC adalah ajang pertama dan terakhir penyelenggaraan iven Internasional di Manado.


3. Pembenahan dan penentuan obyek-obyek wisata. Harus diakui obyek-obyek wisata di Sulut masih sangat terbatas, informasi yang sangat minim, kurangnya guide yang handal dalam arti menguasai informasi secara mendetail dari obyek wisata serta berpengalaman. Momen WOC ini bisa jadi ajang promosi mengenai obyek-obyek wisata di Sulut, tantangan utama ialah mempersiapkan guide yang andal dengan kriteria berperilaku ramah dan simpatik serta menguasai penuh informasi obyek wisata. Walaupun obyek wisata tersebut kurang menarik dari segi keindahannya, lokasinya, teknologinya, historinya, manfaatnya namun apabila guide tersebut dapat mengkreasi informasi-informasi yang spesifik atas obyek wisata tersebut, hal ini merupakan awal keberhasilan promosi pariwisata di Sulut.


4. Tersedianya informasi yang lengkap mengenai potensi dan program pemanfaatan sumber daya kelautan yang ada di Sulut baik di dasar, di dalam dan di permukaan laut serta pesisir pantai, informasi mana diharapkan akan mengundang berbagai kerjasama di bidang kelautan baik mengenai pengolahan hasil laut, pembangunan SDM, penelitian dan pengembangan, keamanan, pariwisata, pelestarian lingkungan dan lain-lain. Rasanya informasi yang lengkap ini belum ada dan ini suatu tantangan bagi Pemda dan panitia. Karena salah satu tujuan utama dari penyelenggaraan WOC di Sulut adalah terbukanya peluang untuk termanfaat dan terkelolanya Sumber Daya Kelautan di Sulut untuk kemakmuran rakyat. Di samping itu perlu disiapkan informasi lengkap mengenai berbagai peluang kerjasama atas berbagai potensi Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Jasa yang ada di Sulut untuk didiskusikan dan dipromosikan pada saat WOC.


5. Acara/pokok-pokok bahasan, undangan (pembicara dan peserta) harus benar-benar memberikan feed back dan nilai tambah yang signifikan bagi Sulut. Artinya para peserta hendaknya memiliki akses yang luas di berbagai bidang dari berbagai negara yang meliputi informasi dan komunikasi, modal, teknologi, media-massa, transportasi, ilmu pengetahuan, riset, perbankan, kekuasaan dan lain-lain. Para peserta yang memiliki akses tersebut diharapkan akan bermanfaat pada saat pelaksanaan maupun setelah WOC untuk kepentingan Sulut.


6. Pemda Sulut dan panitia perlu mengkreasi suatu monumen dan atau ruang yang bersifat hidup tentang WOC sebagai suatu warisan yang akan diingat dan dikenang oleh generasi ke generasi yang akan datang dengan berbagai tanda dan bukti seperti tulisan, tanda-tangan, tanaman yang mengabadikan nama VVIP dan atau VIP yang hadir dalam WOC. Di sisi lain kreasi tersebut akan menjadi obyek wisata di kemudian hari.


7. Mempersiapkan sumber daya manusia yang memenuhi standard untuk melayani para peserta di segala tempat dan suasana. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tenaga-tenaga pelayan di bidang jasa seperti hotel, transportasi, telekomunikasi dan lain-lain masih jauh di bawah standard baik segi perilaku, keramatamahan, wawasan dan pengetahuannya, akibatnya mengecewakan banyak tamu. Karena itu faktor pelayanan SDM ini secara dini harus dididik, dilatih, dan diuji dengan ketat penuh disiplin dan ketegasan. Aspek ini harus dibenahi secara matang, serius dan terprogram karena menyangkut budaya dan untuk mengubah budaya tidak mudah dan perlu waktu. Di sisi lain pelayanan birokrasi juga harus dibenahi secara tegas dan penuh disiplin karena pasti tugas mereka akan menyentuh berbagai kepentingan para tamu. Kesan bahwa birokrasi di Indonesia menciptakan posisi melayani dan dilayani seimbang bahkan dilayani dulu baru melayani tidak ada di Sulut. Bisakah? Semoga. Faktor pelayanan ini bisa mencoreng reputasi Sulut yang berakibat fatal jangka panjang bila tidak dibenahi secara dini dan serius.




TAHAP PELAKSANAAN:


Dari berbagai hal yang diharapkan dalam tahap pelaksanaan WOC, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diusahakan yaitu :


1. Nuansa Sulawesi Utara harus terekspresi secara dominan di berbagai tempat baik dalam ruang sidang maupun di luar ruang sidang dengan segala kegiatannya. Nuansa itu dapat terekspresi dalam bentuk seni budaya maupun produk khas Sulut yang diwakili secara berimbang dan proposional dari etnis Minahasa, Bolaang-Mongondouw dan Sangihe-Talaud.


2. Menu utama dari para peserta adalah khas makanan Minahasa, Bolmong dan Satal yang diatur secara bijak. Tentu ramuannya dipermodern dan disesuaikan dengan citarasa keberagaman peserta. Ini suatu tantangan sekaligus kesempatan bagi Pemda dan usahawan untuk mempromosikan makanan khas Sulut. Dari 3 etnis tersebut. Butir 1 dan 2 ini terkait dengan promosi pariwisata.


3. Kehadiran para pembicara dan para kepala negara/kepala pemerintahan dan peserta lain yang memiliki reputasi Internasional karena kepakarannya, pengabdiannya, jasanya, popularitasnya, kekuasaannya dan kekayaannya sangat penting karena akan memberikan bobot gengsi dan prestise tersendiri pada Sulut sebagai tuan/nyonya rumah. Apalagi kalau kedatangan para pembicara dan tamu VVIP dan VIP bukan hanya ingin menghadiri WOC saja tetapi juga karena tertarik untuk melihat Sulut, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemda, panitia dan rakyat Sulut. Juga terwujudnya berbagai MOU antara Sulut dengan berbagai pihak peserta WOC baik menyangkut bidang kelautan maupun non-kelautan. Untuk mencapai hal tersebut, maka kemampuan lobby para delegasi/peserta asal Sulut benar-benar handal dan membanggakan.


4. Menghasilkan berbagai keputusan yang mengikat semua pihak disertai kemauan politik yang sungguh-sungguh dari semua negara untuk melaksanakannya sehingga sikap absolute bahwa laut adalah masa depan dunia benar-benar terwujud, dan dari sisi kepentingan Sulut berbagai keputusan tersebut memberi peluang dan harapan konkret bagi pembangunan kelautan di Sulut.




TINDAK  LANJUT:


Persiapan dan pelaksanaan yang baik dan sukses belum berarti WOC tersebut sukses. Tolok ukur WOC itu sukses secara utuh apabila juga ada tindak lanjut bukan saja realisasi semua MOU yang ditanda-tangani tapi juga Sulut menjadi perhatian dunia karena ada daya tarik khusus dan tersedia berbagai peluang yang menguntungkan baik bidang kelautan dan non-kelautan sehingga mereka ingin berbuat sesuatu untuk Sulut. Kalau ini terjadi pasti akan memberikan dampak bagi kadar kesejahteraan rakyat Sulut. Tegasnya nilai triliunan biaya WOC tersebut harus ada feed back yang sepadan untuk kemajuan bangsa dan daerah Sulut. Dalam posisi ini peran cerdik dan berkualitas dari Pemda sangat dibutuhkan.




KEWASPADAAN:


Penyelenggaraan WOC 2009 di Manado harus diwaspadai dari beberapa segi :


1. Dana WOC sangat besar, terekspos ratusan miliar bahkan sampai triliun. Dana ini bisa menjadi komoditas politik dari partai politik untuk persiapan Pemilu 2009 bersamaan dengan penyelenggaraan WOC. Karena itu pemanfaatannya harus transparan dan akuntabel melalui pengawasan yang ketat dari berbagai lembaga pengawasan pusat dan daerah serta masyarakat pada umumnya. Di sisi lain kehati-hatian Pemda Sulut harus prima jangan sampai terjebak atau dijebak yang akan menimbulkan kasus hukum di kemudian hari. Berbagai kasus korupsi saat ini terkesan kuat yang menjadi korban adalah bawahan sedang atasannya yang bertanggung-jawab bebas dari hukuman.


2. Sabotase baik tahap persiapan maupun pelaksanaan, karena seabrek kepentingan baik skala lokal, Nasional bahkan mungkin Internasional. Caranya bisa dengan menghambat dan atau merusak berbagai infra-struktur ekonomi dan sosial, perang informasi, kegiatan teror yang meresahkan dan memecah-belah masyarakat, penyebaran virus dan sebagainya yang sasarannya menggagalkan penyelenggaraan WOC.


3. Bencana alam, mengingat Sulut rawan gempa dan berpotensi tsunami. Karena itu perlu ada antisipasi secara dini untuk menyelamatkan para peserta apabila terjadi hal-hal di luar kemampuan manusia akibat bencana alam ini. Termasuk mendidik masyarakat bagaimana cara menyelamatkan diri.
WOC 2009 merupakan peluang bagi Pemda dan rakyat Sulut untuk meraih kepercayaan dunia Internasional. Kepercayaan itu akan diraih apabila WOC tersebut berhasil baik. Keberhasilan ini bukan hanya tanggung-jawab Pemda dan panitia tetapi juga bersama seluruh rakyat Sulut karena dampak keberhasilan itu juga akan dirasakan oleh rakyat Sulut.


Karena baru pertama kali menjadi penyelenggara iven Internasional yang besar dan sangat strategis, persiapan dan pelaksanaannya nanti pasti ada kekurangan-kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut harus menjadi pendorong untuk memperbaiki dan mawas diri kemudian mau bekerja lebih keras lagi apabila ada iven yang sama di masa yang akan datang, Sulut dengan segala keberadaannya siap untuk melaksanakan dengan lebih baik, lebih bermutu, dan sangat berhasil.